Ticker

6/recent/ticker-posts

Desa Kepatihan Rintis BIOPORI Untuk Atasi Sampah Organik Rumah Tangga

Desa Kepatihan Rintis Biopori Sampah Organik
Pasukan Biopori Desa Kepatihan
info SELOGIRI - Kepatihan - Sampah, ya... sampah. Dimana-mana dikambing hitamkan atau disalahkan sebagai sumber berbagai bencana, seperti sumber penyakit lah, sumber banjir lah, dan lain-lainnya. Padahal sebenarnya si-sampah ini tidak akan memberikan masalah apabila berada pada tempat yang tepat. Sampah bermasalah karena dibuang sembarangan. Lantas siapakah yang membuang sampah? Gak usah dijawab ya... (saya yakin semua pembaca sudah pinter, dan pasti jawabanya bener).

Sahabat pembaca info SELOGIRI yang budiman, kaitannya dengan itu agar sampah tidak selalu disalahkan maka, Desa Kepatihan di bawah kepemimpinan Kepala Desa Agus Suyitno pada Minggu pagi 08 Maret 2020 "Merintis Pembuatan BIOPORI Untuk Atasi Sampah Organik Rumah Tangga"

Apa itu sampah organik? Sampah organik adalah sampah yang berasal dari organisme (makhluk hidup). Sampah organik ini bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan-bahan yang lebih kecil. Sampah organik berasal dari makhluk hidup baik itu manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik ada 2 macam, yaitu sampah organik basah yang mempunyai kandungan air cukup tinggi. Seperti; kulit buah, sisa sayuran, sisa makanan. Dan sampah organik kering yang memiliki kandungan air sedikit. Seperti; kertas, ranting atau dahan, dan daun-daun yang kering.


Selama ini sampah-sampah organik tersebut di Desa Kepatihan belum pernah dilakukan pengolahan. Untuk itu di era kepemimpinan Kades Kepatihan bapak Agus Sutiyno ini ingin bersahabat dengan lingkungan dengan menjaga keseimbangan ekologi alam pedesaan. Agus Suyitno menginginkan sampah organik sebagai sumber berbagai masalah diubah menjadi bermanfaat. Menurut Agus Suyitno, apabila sampah organik dikelola dengan benar maka bisa memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
  • Mampu menyediakan pupuk organik yang murah dan ramah lingkungan.
  • Mengurangi tumpukan sampah organik yang berserakan di sekitar tempat tinggal.
  • Membantu pengolahan sampah secara dini dan cepat.
  • Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembungan akhir (TPA).
  • Menyelamatkan lingkungan dari bau, selokan macet, banjir, tanah longsor, serta penyakit yang ditularkan oleh serangga yang suka di tempat sampah.
Pengelolaan sampah organik yang rintis di Desa Kepatihan Kecamatan Selogiri ini dengan cara membuat BIOPORI. Biopori adalah lubang resapan berbentuk silindris dibuat vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air. Lobang berdiameter 15 cm dengan kedalaman 100 cm ini yang setiap hari akan diisi dengan sampah organik dari rumah tangga. Ketika lobang terisi air hujan, maka air yang meresap ke dalam tanah akan kaya kandungan unsur hara dari sampah organik ini sehingga dapat menghidupi fauna tanah dan menyuburkan tanaman-tanaman yang ada di sekitarnya.

Pembuatan Lobang Biopori Sampah Organik
Pembuatan Lobang Biopori

Rintisan biopori sampah organik diawali di Dusun Guli dan Dusun Wonoharjo melibatkan Pemerintah Desa Kepatihan, Promkes Puskesmas Selogiri, Relawan Desa Kepatihan, warga dusun Guli dan Wonoharjo, Mapala Arcapada Unisri Surakarta, Dawis Asyah dan Dawis Fatimah, serta Sub Karang Taruna Rajawali Wonoharjo dan Guli.


Giat pembuatan lobang biopori yang perdana ini setiap rumah membuat 4 titik biopori, dan pada kegiatan Minggu pagi 08 Maret 2020 telah berhasil membuat pada 30 rumah. Artinya sudah ada 120 biopori sampah organik di dusun Guli dan Wonoharjo. Secara bertahap kegiatan ini akan berlanjut untuk seluruh dusun di Desa Kepatihan sehingga ke depan diharapkan Desa Kepatihan tidak ada lagi masalah tentang sampah. Mari bersahabat dengan lingkungan, kita ciptakan Desa Kepatihan yang bersih, nyaman, rapi, indah, sejuk, dan menyenangkan. Salam Lestari.

Pengelolaan sampah anorganik tunggu liputan berikutnya ya....

Post a Comment

0 Comments